Demensia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan gejala yang mempengaruhi ingatan, kemampuan berpikir, dan kemampuan sosial. Umumnya, demensia terjadi pada lansia, tetapi demesia bukanlah bagian dari penuaan normal.
Demensia menyerang orang lanjut usia, tetapi gejala ini bukanlah salah satu proses penuaan. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), terdapat estimasi 5 juta orang tua berumur 65 tahun mengidap demensia di tahun 2014. Sementara itu, pada tahun 2060 diprediksi 14 juta lansia mengidap demensia.
Demensia biasa ditandai dengan kehilangan ingatan. Tapi, perlu diketahui bahwa demensia berbeda dengan amnesia. Kehilangan ingatan bisa jadi salah satu tanda awal demensia, tapi tidak dengan kehilangan ingatan saja seseorang dapat memiliki demensia.
Baca Juga: Rekomendasi Gerakan Senam Lansia
Penyebab Demensia
Demensia terjadi karena kerusakan sel saraf dan hubungan antarsaraf pada otak. Demensia menyebabkan penurunan kemampuan pada jaringan saraf yang terdampak kerusakan tersebut. Gejala-gejala demensia tergantung kepada bagian sel saraf yang rusak, sehingga demensia pada lansia berbeda-beda efeknya.
Adapun, berikut adalah berbagai tipe demensia berdasarkan bagian kerusakan sel saraf, yaitu:
1. Penyakit Alzheimer
Penyakit Alzheimer merupakan jenis demensia yang sering terjadi pada lansia. Sampai saat ini belum ditemukan obat untuk penyakit Alzheimer. Selain faktor genetik, adanya kelainan protein dalam otak juga dapat menyebabkan Alzheimer.
Gejala khas dari Alzheimer adalah sulit untuk mengingat peristiwa yang baru terjadi, Seperti percakapan yang terjadi beberapa menit atau jam lalu, kesulitan berjalan, hingga perubahan kepribadian.
2. Demensia dengan Lewy Bodies (DLB)
Demensia dengan Lewy Bodies terjadi karena penumpukan protein pada otak yang mempengaruhi cairan yang dimiliki otak, sehingga akan menyebabkan permasalahan pada proses berpikir, bergerak, dan ingatan. Ini adalah salah satu dementia yang sering terjadi selain penyakit Alzheimer
3. Demensia Vaskular
Demensia vaskular disebabkan karena kurangnya aliran darah ke jaringan otak. Kondisi ini dialami oleh lansia terjadi secara mendadak atau berkembang secara bertahap.
Tipe dimensia satu ini memiliki gejala yang paling umum adalah kehilangan fokus dan berpikir lambat. Hal tersebut lebih menonjol dibandingkan dengan hilang ingatan.
4. Demensia Frontotemporal
Demensia jenis ini ditandai dengan rusaknya sel-sel saraf di bagian otak depan yakni, lobus frontal dan temporal otak. Kondisi ini mempengaruhi kemampuan berbahasa, kepribadian, dan perilaku. Dibandingkan dengan demensia jenis lain, kejadian demensia frontotempolar sangat jarang terjadi.
5. Demensia Campuran
Orang dengan demensia campuran dapat menderita beberapa demensia secara bersamaan. Artinya, seseorang memiliki penyakit Alzheimer, demensia valkular, demensia dengan Lewy Bodies (DLB) secara bersamaan.
Gejala Demensia
Ada sejumlah gejala yang menandakan demensia. Gejala demensia bisa bertambah buruk seiring berjalannya waktu. Karena itulah, penderita demensia perlu bantuan dari orang terdekat untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Adapun, tanda dan gejala awal dementia dimulai dari:
- Lupa kejadian terbaru
- Tersesat ketika berjalan atau mengemudi
- Mudah bingung di tempat yang familiar
- Tidak mengenal waktu
- Kesulitan untuk memecahkan masalah
- Kesulitan menemukan kata-kata
- Kesulitan melakukan tugas sehari-hari yang mudah
- Salah dalam menilai jarak ke suatu objek secara visual
Penderita demensia juga mengalami perubahan dalam suasana hati dan perilaku, seperti:
- Merasa cemas, sedih, atau marah karena hilang ingatan
- Kepribadian berubah
- Melakukan perilaku yang tidak pantas
- Menarik diri dari aktivitas sosial dan pekerjaan
- Menjadi kurang tertarik pada perasaan orang lain
Lansia yang memiliki demensia mungkin tidak akan bisa mengenal anggota keluarga dan orang terdekat, mereka juga kehilangan sejumlah kemampuan dalam beraktivitas seperti kehilangan kendali atas buang air besar atau kecil, kesulitan ketika makan atau minum, dan lain sebagainya.
Baca Juga: Cara Mengatasi Susah BAB Pada Lansia
Bagaimana Cara Mencegah Demensia pada Lansia?
Tidak ada cara yang pasti untuk mencegah demensia pada lansia. Tapi ada sejumlah cara untuk meminimalisir kejadian demensia, yaitu:
1. Aktif dalam Bergerak dan Bersosialisasi
Sering bergerak dan bersosialisasi adalah salah satu cara untuk lansia agar terhindar dari demensia. Berikan waktu untuk berbincang-bincang, membaca buku, bermain puzzle, atau permainan kata setiap hari.
2. Tidak Merokok
Merokok dapat memperburuk keadaan pembuluh darah, sehingga memperbesar risiko demensia. Pilihan untuk tidak merokok dapat meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
3. Mencukupi Kebutuhan Vitamin
Beberapa studi menyatakan bahwa kekurangan vitamin D dapat mengakibatkan penyakit Alzheimer dan tipe demensia yang lain. Maka dari itu, dapatkan vitamin D dengan paparan sinar matahari yang menyehatkan, asupan makanan yang mengandung vitamin D, dan suplemen.
Apa yang Harus Dilakukan Apabila Lansia Menderita Demensia?
Apabila lansia memiliki gejala demensia, Anda perlu diskusikan terlebih dahulu dengan orang lanjut usia tersebut untuk mendapatkan penanganan medis. Kemudian, Anda bisa berkonsultasi kepada dokter untuk menangani kondisi demensia pada lansia ini. Dan jangan lupa untuk berkoordinasi dengan anggota keluarga atau orang terdekat lain terkait kondisi demensia yang dialami.
Lansia yang memiliki demensia membutuhkan perhatian khusus untuk beraktivitas. Anda bisa mendapatkan perawat lansia ke rumah untuk memudahkan perawatan untuk lansia. Dapatkan layanan home care lansia profesional di Caretaker.id, tersedia untuk seluruh daerah di Indonesia.
Sumber Referensi:
World Health Organization (WHO). Diakses pada Desember 2023. Dementia.
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada Desember 2023. About Dementia.
Mayo Clinic. Diakses pada Desember 2023. Dementia.
- Fisioterapi Dada untuk Mengatasi Masalah Pernapasan - 23 Januari 2024
- Pertolongan Pertama Luka Bakar & Tingkat Derajat Luka Bakar - 21 Januari 2024
- 8 Gejala Kekurangan Vitamin B12, Patut Diwaspadai! - 16 Januari 2024